“Tukang minta Rp300 ribu per hari? Kok mahal banget sih?” Kalimat ini sering terlontar dari mulut pemilik rumah yang belum paham cara menghitung upah tukang bangunan yang benar. Padahal menurut data Asosiasi Kontraktor Indonesia, upah tukang di Jabodetabek memang sudah naik 15-20% di awal 2025 ini.
Saya masih ingat pengalaman Bu Rina di Depok yang awalnya mengira bisa renovasi rumah dengan budget Rp50 juta. Eh ternyata setelah salah hitung upah tukang, biayanya membengkak jadi Rp75 juta! Nah, supaya Anda tidak mengalami hal serupa, saya akan bocorkan cara tepat menghitung upah tukang berikut tips negosiasinya.
Kenali Sistem Pembayaran Tukang Bangunan
Di lapangan, ada dua sistem pembayaran yang umum digunakan:
Sistem Harian
Masih menjadi favorit untuk proyek kecil atau perbaikan ringan. Di wilayah Jabodetabek, kisaran upahnya bervariasi:
- Tukang ahli (kayu/batu): Rp200.000 – Rp400.000/hari
- Tukang biasa: Rp150.000 – Rp300.000/hari
- Pembantu tukang: Rp100.000 – Rp200.000/hari
Contoh kasus:
Untuk renovasi kamar mandi kecil butuh:
- 1 tukang ahli (@Rp300.000/hari)
- 1 pembantu (@Rp150.000/hari)
- Durasi 5 hari kerja
Total biaya: (300.000 + 150.000) × 5 = Rp2.250.000
Sistem Borongan
Lebih efisien untuk proyek besar dengan volume pekerjaan jelas. Keuntungannya:
- Biaya lebih pasti
- Tukang lebih termotivasi menyelesaikan cepat
- Tidak perlu ngawasin terus
Contoh harga borongan:
- Pemasangan keramik: Rp45.000 – Rp80.000/m²
- Plester dinding: Rp30.000 – Rp55.000/m²
- Pengecatan: Rp25.000 – Rp50.000/m²
Cara Hitung Upah Harian yang Akurat
Untuk menghitung upah harian, gunakan rumus berikut:
(Upah per tukang × Jumlah tukang) × Lama pekerjaan + Biaya tambahan
Contoh nyata:
Membangun teras 3×4 meter butuh:
- 2 tukang batu (@Rp250.000/hari)
- 1 pembantu (@Rp150.000/hari)
- Durasi 7 hari kerja
Perhitungan:
= (250.000×2 + 150.000) × 7
= (500.000 + 150.000) × 7
= 650.000 × 7
= Rp4.550.000
Tips:
- Selalu sisihkan 10-15% untuk biaya tak terduga
- Tanyakan apakah upah sudah termasuk makan atau belum
- Buat kesepakatan jelas soal jam kerja dan overtime
Rahasia Hitung Upah Borongan yang Jarang Diketahui
Banyak yang tidak tahu, sebenarnya ada trik khusus dalam menghitung upah borongan:
- Ukur dengan tepat luas area yang akan dikerjakan
- Minta penawaran ke minimal 3 tukang berbeda
- Bandingkan harga dan kualitas pekerjaan mereka
- Negosiasikan untuk dapat harga terbaik
Contoh praktis:
Anda ingin memasang keramik di ruang tamu 60m²:
- Tukang A nawar Rp60.000/m² = Rp3.600.000
- Tukang B nawar Rp50.000/m² = Rp3.000.000
- Tukang C nawar Rp45.000/m² = Rp2.700.000
Setelah nego, Tukang C bersedia Rp40.000/m² untuk pembayaran tunai:
60m² × Rp40.000 = Rp2.400.000 (hemat Rp600.000 dari penawaran awal)
Daftar Upah Tukang Lengkap
Berikut standar terbaru upah tukang di berbagai wilayah Indonesia:
Upah Harian:
- Tukang kayu: Rp250.000 – Rp450.000
- Tukang listrik: Rp225.000 – Rp400.000
- Tukang cat: Rp200.000 – Rp350.000
- Tukang besi: Rp275.000 – Rp425.000
Upah Borongan per m²:
- Pasang bata: Rp40.000 – Rp70.000
- Acian dinding: Rp25.000 – Rp45.000
- Pasang atap: Rp75.000 – Rp130.000
- Pemasangan gypsum: Rp65.000 – Rp95.000
Catatan:
Harga bisa berbeda 15-25% tergantung:
- Tingkat kesulitan pekerjaan
- Lokasi proyek
- Kualitas material yang digunakan
Tips Negosiasi Upah Tukang
Beli Material Sendiri: Dengan membeli material sendiri, Anda bisa menghindari markup harga dari tukang. Contohnya untuk pemasangan keramik, beli langsung ke toko material besar bisa hemat 10-15%.
Bayar Bertahap: Sistem pembayaran yang baik:
- 30% di awal
- 60% saat progress 50-70%
- 10% setelah selesai dan pemeriksaan
Tawarkan Konsumsi: Dengan menyediakan makan siang dan minum, Anda bisa mendapatkan harga lebih murah 5-10%. Tukang biasanya lebih bersemangat bekerja juga.
Minta Garansi: Untuk pekerjaan borongan, mintakan garansi minimal 3 bulan. Ini akan memastikan tukang melakukan pekerjaan dengan baik.
Kerjakan di Musim Sepi: Harga upah tukang biasanya lebih murah di bulan Februari-April dan September-November.
Cari Referensi: Minta rekomendasi tukang dari teman atau tetangga yang sudah berpengalaman. Tukang yang direkomendasikan biasanya lebih terpercaya.
Bandingkan Harga: Jangan langsung terima penawaran pertama. Survey dulu ke 3-5 tukang untuk dapat harga terbaik.
Kesalahan Umum dalam Menghitung Upah Tukang
Berdasarkan pengalaman kami, berikut kesalahan yang sering terjadi:
Tidak Memperhitungkan Biaya Tak Terduga: Selalu sisihkan 10-15% dari total budget untuk antisipasi biaya tak terduga seperti:
- Pekerjaan tambahan
- Perubahan desain kecil
- Kenaikan harga material
Salah Memilih Sistem Pembayaran: Untuk proyek besar (>1 bulan), sistem borongan biasanya lebih hemat. Sedangkan untuk perbaikan kecil, sistem harian lebih fleksibel.
Tidak Membuat Perjanjian Jelas: Selalu buat perjanjian tertulis yang mencakup:
- Rincian pekerjaan
- Jadwal penyelesaian
- Sistem pembayaran
- Sanksi jika melanggar
Template Kontrak Kerja Sederhana
Berikut contoh sederhana perjanjian kerja dengan tukang:
PERJANJIAN KERJA
Antara:
[Nama Pemilik Proyek] dengan [Nama Tukang]
-
Jenis Pekerjaan: [Jelaskan detailnya]
-
Waktu Pengerjaan: [Tanggal mulai-selesai]
-
Upah: [Jumlah + sistem pembayaran]
-
Hak dan Kewajiban Kedua Belah Pihak
-
Sanksi jika melanggar perjanjian
Tanda tangan kedua belah pihak + saksi
Setelah membaca panduan lengkap ini, Anda sekarang sudah paham betul cara menghitung upah tukang bangunan dengan tepat. Ingat tiga kunci utama:
- Pilih sistem pembayaran yang sesuai
- Hitung dengan teliti dan realistis
- Selalu buat perjanjian jelas
Untuk konsultasi lebih lanjut atau butuh bantuan tukang profesional, tim Martukang.com siap membantu dengan garansi kepuasan.
Tanya dan Jawab
Q: Berapa upah tukang bangunan di daerah?
A: Di luar Jabodetabek biasanya 20-30% lebih murah
Q: Bagaimana cara tahu tukang berpengalaman?
A: Cek portofolio pekerjaan sebelumnya dan alat yang digunakan
Q: Bolehkah menawar harga borongan?
A: Boleh, tapi jangan terlalu rendah agar kualitas terjaga
Martukang.com adalah Jasa Tukang Bangunan dan Kontraktor Kontruksi Profesional